Halo! Masih di Surabaya nih. Apa yang terkenal di kota terbesar kedua di Indonesia ini? Ah..jangan bilang mall –nya yang memang eksis dimana-mana. Lewat WhatsApp, Uni Faiza pernah bilang: “Ina kamu kan tinggal di Surabaya cuma sebentar. Jangan lupa mampir tuh ke Kenjeran sama Jembatan Suramadu.”

Wah, ada benarnya juga nih Uni Faiza. Kesan pertama yang saya tangkap dari Surabaya ini adalah gudangnya mall dan lalu lintasnya yang sangat ramai. Maka ketika ada waktu libur kuliah di hari Senin (iya, Senin), Kenjeran Park (biasa disingkat KenPark) menjadi lokasi pilihan kami  selanjutnya. Banyak teman (yang sudah pernah ke sana) bilang kalau Pantai Kenjeran itu kotor dan kumuh :-( . Tapi nggak apa-apa ah kami tetap ke sana. Kan ada dua alternatif, Kenjeran Lama dan Kenjeran Baru (atau biasa disebut KenPark). Siapa tau ada pesona tersendiri yang bisa saya temukan di sana. (Eciye...). Soalnya nama “Kenjeran” juga terkenal sebagai salah satu pilihan wisata di Kota Surabaya.

Untuk menuju ke sana, saya liat-liat peta Surabaya biar nggak kesasar. Maklum, pendatang baru dan belum pernah ke sana sebelumnya. Apalagi lokasinya jauh dari asrama saya di daerah lidah wetan, Surabaya Barat. Pagi itu kami menuju KenPark yang terletak di Jalan Sukolilo, ujung timur Surabaya.  Letaknya memang mudah dicari. Kenpark berada di pinggir jalan dan gampang banget ditemukan, nggak susah seperti cari jarum diantara tumpukan jerami.  Hanya saja jalan menuju ke sana sepertinya minim penerangan jika malam hari. Terlihat dari tidak banyak lampu penerang jalan di sekitarnya. Selain itu, banyak semak dan pepohonan di pinggir jalan menuju ke sana.
Gerbang masuk Kenjeran Park



    “Aku sholat dan bersyukur Tuhan memberikan Saidah di sampingku, Mas. Tanpa dia, aku akan jadi kapal oleng. Dengan dia, aku bisa tenang dan seimbang,”



ucap Bang Amir kepada Dimas Suryo dalam sebuah novel  berjudul ‘Pulang’ karya dari Leila S. Chudori.
 
Gambar diambil dari sini


Semoga begitu juga dengan kita ya. Bisa saling menyeimbangkan, berjalan beriringan, melengkapi satu sama lain dan memberi kenyamanan agar tidak oleng  :-)
Saya adalah salah satu penikmat musik-musik yang dulu dibawakan oleh grup band Dewa 19. Waktu itu lagi hits-hitsnya sih. Lagu-lagu Dewa 19 yang diciptain sama Ahmad Dhani kala itu romatis bangeeettt dah. Mulai yang dinyanyiin sama Ari Lasso semasa masih jadi vokalis Dewa 19 dengan lagunya :Kangen, Kamulah Satu-satunya, Elang, Aku Milikmu, Cintakan Membawamu Kembali , dan lain-lain. Sampai lagu yang dinyanyiin Once waktu gantiin Ari Lasso jadi vokalisnya Dewa. Lagu-lagu yang di album Bintang Lima (kayak Roman Picisan, Dua Sejoli, Risalah Hati, Separuh Nafas, Lagu Cinta, Sayap-sayap Patah) duh romantis banget nget nget. Trus yang di album berikutnya, Cintailah Cinta (Lagu-lagunya: Kosong, Mistikus Cinta, Cintailah Cinta, Bukan Rahasia, dll), terasa klasik dan ada yang bernuansa jazz. Manis dah.
 Berikut beberapa video dan liriknya:

Risalah Hati- By: Dewa 19


Reff nya: Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
meski kau tak cinta, kepadaku
beri sedikit waktu
biar cinta datang karena tlah terbiasa...

Trus ada lagi lagu
Kamulah Satu-satunya
Dewa 19- Voc. By : Ari Lasso

Entah kenapa setelah album Cintailah Cinta dirilis, saya nggak begitu suka dengan lagu-lagu Dewa 19 berikutnya. Kurang 'ngena', gak se-romantis lagu-lagu sebelumnya.
Kapan ya Ahmad Dhani nyiptain lagu se-romantis dan se-manis dulu lagi?
Dulu kan yang jadi inspirasi Dhani dalam menciptakan lagu masih si Maia :')

 Sekumpulan tweet dari Alberthiene Endah ini ada dalam list favorit di twitter saya @lovely_iena . Kumpulan tweet yang sudah lama banget, 2 tahun yang lalu malah. Saat itu nggak ada perasaan apa-apa sih waktu nge-fave in tweet2 tentang bahaya curhat sembarangan ini. Read this and trust me...it works! Saya mengalaminya beberapa bulan silam....saat salah memilih orang untuk dijadikan tempat curhat Dia ember! Hohoho... *eh malah curhat di sini * . Makanya sekarang baru ngerasa kalo tweet Alberthiene ini ngenaaa banget :)
Selamat membaca. Saya capture tweetnya.
 

Bagi pembaca yang membaca blog ini via hape, saya salinkan isi tweetnya:
- Curhat paling apes , ketika curhat sama orang yang menanti kelemahan kita.
-Kadang kita curhat untuk bebasin rasa, tapi gak mikir bahayanya ke depan.
-Sekali kamu curhat, yakini bahwa kamu siap jika tersebar.
-Percuma ngomong "Jangan bilang siapa-siapa, plis." Sebab begitu curhatmu meluncur, kamu nggak bisa mencegah curhatmu tersebar.
-Diantara temen baik yang siap menampung curhat, ada tipikal orang yang menampung curhat untuk diceritakan lagi ke orang lain.
-Bagusnya curhat itu, perasaan lega, dapat bantuan solusi.
-Resiko curhat, keluhan sampai ke telinga orang yang dikeluhkan. jadilah ribut.
-Resiko curhat, kelemahan kita bisa jadi bumerang karena faktor tertentu. (Misalnya, temen curhat kita itu diam-diam menyimpan rasa sirik atau iri. Alias...menusuk dari belakang)
-Resiko curhat, keluh kesah kita dijadikan bahan bercandaan dan gosip oleh si pendengar di kalangan pergaulannya.

 Pesan saya...hati-hati dalam memilih teman cewek untuk dicurhatin hal yang bersifat pribadi. Kenali dulu bener-bener orangnya, jangan ketipu sama penampilan luarnya kalo baru kenal, syukur-syukur jadiin sahabat dulu biar kita tau sifat2nya aslinya ;)
 



 Wah, blog saya udah berdebu nih karena agak lama nggak di-update. Maklum, yang punya lagi banyak  gentayangan di dunia nyata hehehe. Setelah cukup bingung mau memposting apa sekarang, akhirnya saya memilih foto-foto perjalanan ke Madura belum lama ini. Kenapa judulnya “Singgah di Madura?”

Mejeng di bus Surabaya Heritage Track
Setelah tiga bulan berdomisili di Surabaya, saya mulai mencari wisata kota yang menarik untuk dikunjungi. Bukan mall tentunya. Berbekal searching di internet, pada Juni 2013 lalu saya dan seorang rekan memutuskan untuk ikutan tur gratis dengan Surabaya Heritage Track (SHT). SHT ini adalah suatu program tur keliling lokasi bersejarah di Kota Surabaya yang diadakan oleh Museum House of Sampoerna Surabaya. Ada rute yang berbeda setiap harinya dan tempat yang dikunjungi berbeda pula. Turnya singkat, hanya sekitar 60-90 menit saja.


Tahun 2012, saya berdomisili di Kabupaten Ende, Flores, NTT selama setahun. Sejarah kehidupan saya yang beberapa kali berpindah tempat membuat saya menemukan khazanah keberagaman dalam Indonesia. Keberagaman dan perbedaan yang ada di segala penjuru tanah air ini tentunya melahirkan kelompok mayoritas dan minoritas yang tak dapat dipungkiri lagi.  Perbedaan yang ada bisa ditinjau dari segi agama, budaya, suku, ras, dan status sosial. 

Dalam lingkup sehari-hari, kelompok mayoritas dan minoritas dapat dilihat dari hubungan sosial dan pergaulan. Misalnya, seorang anak etnis A dikucilkan oleh teman-temannya yang mayoritas etnis B. Perkelahian antar umat beragama sebagai sebuah isu yang sensitif bisa juga terjadi jika tidak adanya toleransi. Ada siswa di suatu sekolah yang dikucilkan hanya karena warna kulit dan fisiknya berbeda dengan kebanyakan teman-temannya. Seseorang yang sejak kecil terbiasa hidup di lingkungan yang heterogen biasanya akan lebih mampu menerima perbedaan. Berbeda jika seseorang tidak pernah diajari tentang bagaimana menyikapi keberagaman, ia hanya terkurung dalam pemikirannya tanpa mau membuka hati terhadap sebuah perbedaan. Maka, ia akan cenderung sulit menerima orang lain yang memiliki perbedaan latar belakang dengan dirinya.



Banyak tempat menarik di Jogja dan sekitarnya yang biasa dikunjungi pada pagi hingga sore hari. Pada malam hari, pesona Jogja tampak dari nuansa dan tempat –tempat tongkrongannya. Misalnya kawasan Malioboro dan kedua alun-alun di Jogja yang sayang untuk dilewatkan jika anda sedang atau hendak berwisata ke Jogja. Apalagi lokasinya bisa dibilang searah dan cukup berdekatan. Alun-alun Lor (utara) dan Alun-alun Kidul (biasa disingkat Alkid, kidul artinya sebelah selatan) justru sepi kalau siang dan rame saat malam hari. Kalau mau lebih seru lagi, jangan lupa bawa kamera untuk mengabadikan momen saat pergi ke sana. Lumayan kan, bisa santai sambil update foto atau status hehehe *tetep aje*. Bawa krincingan dari tutup botol sprite atau Fanta untuk nyaingin pengamen juga boleh... #ups *jangan*.

Keberangkatan


Dua tahun lalu, seorang rekan saya, Yunus memajang foto-fotonya di Facebook. Foto-foto perjalanan ke Bromo bermotor ria bersama teman-teman klub Jogja MegaPro-nya. Saat itu saya Cuma bisa komen : “Keren!” sambil berandai-andai andai saya ke sana. Saya ingin ke sana! Kawasan Gunung Bromo itu masuk ke dalam Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Nggak diduga, awal Juni 2013 ada teman PPG yang nawarin ke Bromo. Kebetulan sisa kursi di mobilnya Mas Wisnu masih sisa 2-3 gitu. Rencana keberangkatan tanggal 5 Juni karena Kamis, 6 Juni-nya libur tanggal merah. Wow. It’s great! Maklumlah pada tanggal segitu kuliah masih padat. Kami tetaplah manusia-manusia yang butuh hiburan bernama liburan dengan acara plesiran. Walaupun Jumat, 7 Juni harus masuk kuliah. Hahaha. Saya  dan Mbak Anis tetap antusias menyambut tawaran manis itu. Iurannya 80.000/orang untuk transportasi kendaraan. Sip....bungkus!


Benteng Pendem ini merupakan peninggalan Belanda sekaligus saksi bisu perjuangan rakyat Cilacap. Sekedar informasi, Cilacap itu kota yang terletak di pesisir pantai selatan Jawa Tengah. Di benteng yang terletak di bawah tanah inilah dulu para rakyat Cilacap dan TNI ditawan. Menurut informasi dari pemandu wisata yang ada di sini, sekitar tahun 1942 benteng ini jatuh ke tangan Jepang karena saat itu Belanda kalah melawan Jepang. Setelah Indonesia merdeka, barulah benteng ini menjadi markas pelatihan bagi TNI. Seiring kemajuan jaman, benteng ini dikembangkan menjadi tempat wisata. Letaknya juga tidak lagi tertimbun di bawah tanah, melainkan sudah banyak direnovasi. Lokasinya juga masih berada di area Pantai Teluk Penyu, persis di depan dermaga penyebrangan menuju Pulau Nusakambangan. Sebagai pengunjung, saya cukup membayar karcis masuk Rp.4000 untuk bisa berjalan-jalan melihat beteng pendem. Kalau hari libur, harga tiketnya Rp.5000 per orang. Waktu jalan-jalan ke sini bareng sohib saya, Lika, pas nggak hari weekend. So, pengunjungnya sepi. 

Hallo sobat! Kali ini Ina ikutan Mimoyoja's Giveaway nich....Dapat infonya waktu blogwalking. Topik giveaway nya adalah menceritakan tentang Hal apa yang paling bermakna dalam hidup kamu dan mengapa demikian??
Tertarik untuk ikutan? Sobat bisa klik infonya di sini atau klik banner giveaway yang ada di bawah postingan ini. Okey! ^__^ Deadline hingga 15 Juni 2013. So, masih banyak waktu.

Kalau hal yang paling bermakna dalam hidupku adalah kasih sayang dari kedua orang tuaku. Mengapa demikian? Sebab kasih sayang dan cinta yang mereka berikan tulus tak bersyarat.

Aku berasal dari keluarga sederhana dan memiliki seorang adik kandung yang sangat kusayangi.

“Bapak Ibumu nggak bisa memberikan apa-apa kecuali ilmu, Nduk. Maka Bapak Ibu sudah berniat untuk menyekolahkan kamu. Kamu harus jadi sarjana. Dengan ilmu yang kamu dapatkan bisa kamu terapkan dalam dunia kerja. ” ~ orang tuaku.

Saya dilahirkan di Yogyakarta, 23 tahun silam. Hanya mencicipi hidup di Yogyakarta selama hampir 2 tahun, saya dibawa pindah oleh orang tua ke Lombok, Nusa Tenggara Barat karena SK PNS Bapak di sana. Di Lombok, saya menjalani masa kecil yang bahagia. Tentu banyak suka-dukanya, tetapi lebih banyak kenangan manisnya. Saking indahnya sampai-sampai memori masa kecil tersebut tidak hanya tergambar di deretan album foto saja, melainkan juga lekat di otak.

Berbagi tidak harus dengan uang. Dengan sedikit ilmu yang saya punya, saya dan seorang sahabat berinisiatif membantu Pak Ustad mengajar anak-anak beragama Islam usia SD-SMP di Taman Pendidikan Quran (TPQ) Dusun pu'uwaru- Kab.Ende, Flores NTT. Desa ini memiliki penduduk dengan agama 70% katholik dan 30% muslim dengan kerukunan dan toleransi antar agama tinggi.
Foto (duduk di pojok kanan,berkerudung hijau muda) diambil pada Agustus 2012.
Lokasi : Kabupaten Ende, Flores, NTT.
 Kesederhanaan fasilitas tidak menghalangi niat anak-anak ini untuk menuntut ilmu, membaca huruf demi huruf iqro dan Al-Qur'an serta melafadzkan doa maupun memuji keagungan ilahi.


Foto ini diikutsertakan pada Kontes Unggulan: Sehari Menjadi Srikandi.
Tahun lalu, saya menjalankan pengabdian mengajar setahun di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Tertinggal). Saya mendapatkan daerah penempatan di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur.  Hal yang pertama kali ditakutkan oleh Ibu saya adalah :
“Bagaimana kalau nantinya kami lost contact dengan kamu?”
Kekhawatiran yang wajar dari seorang Ibu. Bayangan bahwa nantinya di sana anaknya mengalami kendala besar dalam berkomunikasi dengan keluarga di rumah. Jika ada kendala dalam komunikasi, tentunya saya akan kesulitan mengabarkan kondisi saya kepada keluarga di rumah. Atau yang lebih parah lagi, harus berjalan kaki sekian kilometer untuk mendapatkan segaris penyelamat bernama sinyal seluler. Mungkin juga Ibu takut anaknya lenyap di daerah 3T. Hwahahahah. Kalau saya sendiri sih sudah rela dan mempersiapkan mental jika sampai terisolir karena sulit sinyal. Toh, hanya setahun.
Lalu, apa yang terjadi? Yuk, #BacaCeritaku !


Pernah nyobain Zuppa Soup? Sup khas Prancis ini bisa dibikin sendiri di rumah, tetapi tingkat kerumitannya tinggi. Supnya kental, lebih mirip bubur. Keunikannya terletak pada penyajiannya yang menggunakan mangkuk mungil yang mirip cangkir dan tahan panas. Soalnya masuk oven dan di atas cangkir itu ada kulit roti (pastry) yang mengembang. Isi supnya beragam, bisa ditambahin potongan daging bahkan cokelat dan krim strawberry.

Zuppa soup adalah salah satu cemilan favorit saya. Kalau di Jogja, biasanya beli di Zupparela, kedai yang menyulap gerobak angkringan sebagai tempat jualannya. Cabangnya ada dua, yaitu Zupparela Jalan Kaliurang km 5,5 Jogja dan Zupparela di Taman Kuliner Pringwulung, Condongcatur, Jogja.

Nah, siang itu kami mendatangi Zupparela yang berada di Taman Kuliner Pringwulung. Berhubung masih siang, tentu saja sepi. Nggak kayak malam yang selain pengunjungnya rame banget, tentu didukung suasana yang romantis. Berbeda dengan konsep Zupparela yang di Jalan Kaliurang lebih mirip angkringan, kalo Zupparela yang di Taman Kuliner Pringwulung ini berkonsep cafe.
Zupparela Kampung Wisata Kuliner Pringwulung

Hallo-hallo hai hai...sobat. Jumpa Lagi di weekend. Ina lagi ikutan Giveaway nya Bunda Yati nich. Tentang the old and the new photos of me. Jadi di sini ada 2 foto Ina:

My Old Photo

 Phuket??? Kayaknya pernah denger.

Yak. Phuket adalah sebuah nama daerah yang terkenal di Thailand. Nah...sedangkan Phuket yang saya maksud di judul postingan ini adalah sebuah warung makanan khas Thailand yang memiliki banyak cabang di Jogja.

Sebenernya udah lama penasaran pengen makan di Phuket, sejak menjelang masa wisuda. Gara-gara beberapa rekan merekomendasikan tempat makan tersebut .
“Murah lho Na, uenak!”
“Harga mahasiswa!”
“Ah dijamin ora nyesel kowe maem ning kono....”

Kalau sore hingga malam hari warung makan tersebut ramai pengunjung. Hingga bulan Februari 2013 lalu, kebetulan saya berkesempatan untuk icip-icip ke situ. Saya sih jauh lebih suka masakan tradisional Indonesia tercinta, bukan masakan internasional. Hmmm tapi nggak apa-apalah sekali-kali nyoba. 

Kami berdua makan siang di warung makan Phuket cabang Jln.Taman Siswa , Jogja. Kami berdua sama-sama belum pernah makan di Phuket. Seorang sahabat bilang, chef yang di cabang TamSis ini piawai masak sehingga masakannya lezat pake banget. 
Warung Makan Khas Thailand "Phuket"
 Waktu kami berdua tiba di sana ,suasana masih sepi. Iyalah kan baru buka jam segitu! Hahaha.
Kesan pertama begitu menggoda pas nyampe, apalagi lihat daftar menu plus harganya: waahhh tempat kayak gini nggak cocok dengan tulisan di baliho-nya “Warung Makan”. Mestinya diganti “Resto”. Daftar menunya sangat beragam dengan harga bervariasi. Minuman mulai Rp.3000-Rp.20.000 dan makanan Rp.8000-Rp.40.000. Untuk makanan ada Ayam Goreng Nanas, Aneka Tom Yam, Capcay Ala Bangkok, PadThai, Salad, Roti canai, Sapi Kari Ala Phuket, Roti Naan Ala Phuket Style, Singkong Manis, Ayam Goreng Sambal Bangkok, dan masih banyak lagi.  Untuk minuman ada teh biasa, teh khas thailand, Kratingdaeng Leci, Kopi khas Thailand, dan lain-lain. Kalau pesannya sekedar ayam, nasi, teh maka kerusakan dompet yang terjadi sekitar 20.000-an per porsi. Berhubung kami penasaran dengan menu khas Thailand, jadi kami memesan menu khas Thailand.

 Hai kamu, penyebab senyumku!
Ini aku, orang yang akan pertama kali kamu lihat
di bangun tidurmu
(Oups...baca dengan future tense)
Kelak saat janji suci itu terucap
Aku pasti sibuk menetralisir debaran jantungku! :-)

Hai kamu, yang membuat aku candu!
Ketika kita bicara tentang masa depan
Kau yakinkan dengan penuh kedewasaan
Sehingga hatiku tak lagi diliputi keraguan
Lalu...impian yang kita ceritakan
Berebutan menjadi kenyataan

Hai kamu, pemicu rinduku!
‘Aku’ dan ‘kamu’ adalah sepasang tanda tanya berhadapan
Yang akhirnya bersatu menjadi ‘kita’
Kamu....yang akan kucintai dalam detik demi detik hidupku
Dalam detak-detak jantungku
Kamulah oksigen dalam darahku
Yang otomatis meresusitasi jantung paru
Kamu...ada di setiap hela nafas

Yes, I love you more than a love song and love poem
You are my number one
You are still the one
You are my last one
And you will always be my only one

Jadi....
Menualah bersamaku! :-)

By: Your Love,
Ina

Catatan Kaki:
Untuk kamu, orang yang nantinya dipersiapkan Tuhan
Menjadi pendampingku
Mungkin kamu...saat ini berada ratusan kilometer dariku