Alhamdulilah rumah sudah move on dari abu vulkanik. Entah deh, tu debu nyasar sampe Cilacap segala. Sampe-sampe berasa nyuci rumah sekalian isinya huahaha *tawa miris*
Hmmm daripada ngomongin abu, mendingan ngomongin kuliner lagi ah! Sobat ada yang pernah ke daerah Kebumen, Jawa Tengah? Kalo misalnya kapan-kapan nyangkut di sana, tersesat, main, mbolang atau sekedar numpang lewat di sana, luangkan waktu sejenak untuk minta sumbangan, upsss.... sori sori, pura-pura salah ketik. Untuk KULINER sate ambal! Sebenernya di Cilacap juga ada warung makan yang khusus menjual Sate Ambal khas daerah Ambal, Kebumen ini sih. Rasanya nggak beda. Tapi lebih afdol kuliner langsung di daerah asalnya kan? Iya kan? Iyain aja deh. *maksa*

Mengalami moment manis dalam hidup? Tentu saja aku pernah.
Nggak harus se-so sweet film-film cinta-cintaan atau film korea.Momen manis bisa juga berupa hal kecil dan perhatian kecil yang menyentuh hati.  Misalnya? Sesederhana ini....
Momen itu terlukis saat aku aku masih di Ende sebelum kepulanganku kembali ke Jawa, sekitar bulan Oktober 2012. 
Aku dan beberapa muridku
"Wah, Ibu tinggal di sini sedikit lagi ya. Sampai bulan Desember...." kata murid-muridku seusai aku mengajar di kelas XII. Kata "sedikit" di ende berarti= sebentar. Kata "sebentar" di ende berarti= nanti.
"Ow..tida e.. Ibu pulang akhir Oktober, Nak..." kataku.
"Hahhh??? Kenapa bisa begitu Bu?? Sedikit lagi dong..." terdengar nada kecewa yang digumamkan seorang muridku.
Murid-murid yang lain sibuk menimpali...
"Ibu jangan pergi sebelum kami lulus..."
"Ibu mengajar di sini saja terus..."
"Kami ikut lah Bu...masuk ke koper ibu gitu..."
"Balik lagi ke Flores ya Bu...."
Kalau kalimat yang terakhir tadi aku menjawab : " Kamu saja yang kuliah atau kerja di Jawa, Nak."

 
Dulu saya pernah kuliner sop ikan patin khas Kalimantan di sebuah rumah makan. Ternyata, bikin sop ikan patin sendiri di dapur itu mudah! Tentu bukan khas Kalimantan ala rumah makan itu. Nah, kebetulan nih saya di rumah, menu ini menjadi salah satu menu andalan yang sering dimasak di rumah. Apalagi Bapak dan Ibu saya di rumah sebisa mungkin menghindari makanan yang kadar kolesterolnya tinggi, seperti cumi-cumi, kerang dan udang. Jadinya saya masak ikan saja. Selain mengandung banyak protein, juga mengandung banyak vitamin dan nilai gizi yang tinggi.
Yuk simak resepnya!

rumah terbalik
 Sambil berkeliling, saya mengamati tata ruang yang ada di dalam rumah ini. Semuanya dipasang dalam kondisi terbalik! Meja, kursi, perabotan dapur, lampu bahkan kloset duduk. Dengan pelan saya berjalan menuju dapur yang wastafelnya terbalik. Kemudian…. Prangggg!!! Suara gelas dan piring pecah terdengar nyaring. Jatuh dari tempatnya dengan sendirinya. Ketika saya melewati pinggir kloset, omaigad… kotoran jatuh keluar dari dalamnya!

foto: doc. Rinrin Indrianie . hanya bersifat sebagai ilustrasi cerita fiksi, tidak nyata.

“Silakan. Ini bakso pesanannya…” abang bakso berkata ramah sambil meletakkan dua mangkuk bakso pesanan pembelinya.
Siang itu cuaca sangat panas, tetapi tidak menyurutkan orang-orang untuk menyantap bakso plus sambal pedas serta memesan es teller. Sambil mencuci mangkok-mangkok, abang bakso menguping pembicaraan pembeli baksonya.
“Bakso di sini enak banget! Laris. Bikin ketagihan!”
“Iya. Apa sih rahasianya? Udah murah, enak, gede lagi pentolnya. Aku mau kerja nyambi buka usaha warung bakso ah kalo lulus kuliah!”
“Sayangnya warung ini nggak buka cabang.”
Abang bakso tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
***


 Saat main ke rumah Vida ke Gresik belum lama ini, sahabat saya itu mengajak saya untuk mencicipi kuliner khas daerahnya.  Kuliner khas Gresik, Jawa Timur adalah nasi krawu. Yap. Saya lihat banyak tempat menjual nasi krawu, mulai dari pedagang di pasar, warung hingga rumah makan. Bahkan, terkadang ada yang menjajakan masakan khas Gresik ini di pinggir jalan di Surabaya. Nama nasi krawu belum pernah saya dengar sebelumnya sehingga sukses membuat saya penasaran kayak apa sih rasanya ?



nunggu giliran, antri karena rame banget

 Waktu liburan adalah waktu yang sangat menyenangkan. Selain berjalan-jalan di kota Jogja, kami juga memanfaatkan waktu liburan ini untuk mencari alternatif wisata alam di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pilihan kami jatuh ke wisata goa pindul yang berlokasi di Desa Wisata Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul. Meskipun pernah ke daerah Wonosari, Kab.Gunungkidul, tetapi kami nggak hapal lokasi Goa Pindul tersebut. Berbekal searching di internet, kamipun mendapatkan petanya yang kemudian disimpan di ponsel. (Saya lebih suka mengandalkan peta daripada GPS hehe)


Suatu ketika menjelang datangnya bulan ramadhan 2013, saya kebetulan sedang berada di rumah di kota Cilacap. Sahabat saya, Ambalika sms yang intinya begini:
“Ikutan makan sushi yuk Na! ”
Saya butuh waktu beberapa menit untuk balas sms itu. Mikir, men! Di satu sisi penasaran kayak aparasanya.  Sushi yang makanan Jepang itu? Ah, makanan asing. Lidah saya kan lokal bangeeet. Alias lebih suka dengan kuliner khas Indonesia. 
“Kita doang?” jawab saya singkat.
“Nggak lah. Mau ditraktir nih sama Mas Sigit.”
Ditraktir? Gratis donk. Hehehe. Siapa yang bisa nolak kalo ada rejeki? *nyengir*
Hore makan-makan!


 Tadi saya bermaksud hendak merapikan foto-foto tahun 2012 ke dalam berbagai folder dan menemukan kumpulan foto unik semasa saya masih berdomisili setahun di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Kali ini bukan foto obyek wisata maupun pemandangan, tetapi alat transportasi umum yang ada di sana.

foto:dokumen pribadi


Beberapa kawan merasa perjalanan kami kurang mantap karena tidak jadi main air di Pantai Goa Cina. Kawan-kawan berbincang-bincang di dalam minibus tentang obyek wisata yang mungkin bisa disinggahi sambil perjalanan pulang. Ada yang menyarankan ke air terjun Cuban Pelangi, tetapi sisa waktu tidak cukup dan mengingat kami tidak merencakan untuk menginap. Mbak Winda dan Mbak Epri menyarankan ke wisata religi bernama Masjid Tiban di daerah Turen, Kabupaten Malang. Setelah menanyakan lokasi pada Pak Sopir, ternyata lokasi masjid tersebut mudah dijangkau searah dengan rute yang ditempuh menuju Surabaya. Beberapa kawan seperti Mbak Aya, Mbak Epri, Mbak Winda mulai tertidur dalam perjalanan lanjutan.