Menyambangi Sang Naga Raksasa di Pulau Rinca [dimuat di The Travelist, e-magz online]

Iseng ngetik keyword dengan nama sendiri ternyata berbuah manis. Google seperti mencatat sejarah kita di internet. Saya menemukan artikel saya yang dimuat di majalah online (e-magz) "The Travelist". e-magz ini linknya  http://the-travelist.com
Sebenarnya tulisan ini sudah lama sich dimuat di The Travelist. Lupa kapan pastinya. Hmmm ada sekitar setahun yang lalu.  Nggak apa-apa deh diposting di blog. Buat nambah-nambahin cerita perjalanan. Ah serasa jadi duta pariwisata yang lagi promo aja. haghaghag :-D

Majalah ini khusus memuat tulisan perjalanan wisata dan diutamakan wisata dalam negeri.
Berikut artikel saya , yang dimuat di http://the-travelist.com/index.php/pulau-rinca 

saya copas di sini deh.




 rinca 03
Melihat naga purba alias komodo? Ah, sudah sering tuh. Tapi cuma gambarnya doang, atau hanya melihat di layar televisi kan?. Nah, pada ekspedisi kali ini saya dan teman-teman berkesempatan langsung untuk mengunjungi taman nasional komodo.
Dari Labuan Bajo, kami bersiap untuk menuju taman nasional komodo dan menyewa kapal motor sebagai sarana transportasi menuju rumah komodo. Seperti info yang saya ketahui, salah satu satwa raksasa yang unik dan langka adalah komodo (Varanus komodoensis). Para wisatawan asing menyebut komodo dengan istilah dragon. Komodo hanya dapat dijumpai di Taman Nasional Komodo yang telah ditetapkan sebagai a World Heritage Site oleh UNESCO. Selain Pulau Komodo, pulau lain yang termasuk dalam bagian Taman Nasional Komodo adalah Pulau Rinca.
rinca 11

Pulau Rinca memang tidak seluas pulau Komodo. Guide memberi informasi bahwa komodo akan lebih mudah dijumpai di Pulau Rinca karena selain jumlah komodonya lebih banyak, tekstur alam pulau ini juga lebih datar. Untuk menuju Pulau Komodo, dari Labuan Bajo harus menyeberang menggunakan kapal motor selama 4-5 jam, sedangkan untuk menuju Pulau Rinca waktunya lebih singkat yaitu 2-3 jam. Hari itu, kami memutuskan untuk mengambil short trip mengunjungi sang naga purba di Pulau Rinca.

Menempuh perjalanan di laut, kami bisa melihat pemandangan laut yang luar biasa indahnya. Tampak perbukitan dan pulau-pulau kecil yang memukau pandangan mata. Terkadang ikan-ikan bermunculan melompat ke atas permukaan laut. Suara musik yang diputar melalui handphone menambah suasana bahagia kami di atas kapal motor. Setelah menempuh hampir tiga jam perjalanan, kapal motor berkapasitas 15-20 orang ini merapat ke dermaga Loh Buaya di pulau Rinca. Dengan bersemangat, saya turun dari kapal motor dan melangkahkan kaki di sepanjang jembatan kayu menuju gerbang masuk taman nasional komodo. Seperti mimpi saja, bisa mengunjungi langsung taman nasional komodo yang selama ini saya lihat di media massa dan media elektronik.

Pulau Rinca memiliki hamparan alam yang menakjubkan. Kami berjalan sekitar lima menit melewati patung komodo setinggi tiga meter yang terletak tidak jauh dari pintu dermaga. Wow! Saya merasa seperti terjebak di gurun-gurun yang ada di Afrika! Bagaimana tidak, kami disuguhi pemandangan pulau Rinca yang nampak seperti gurun savana. Indah, tetapi tandus dan gersang. Namun, pemandangan gersang itu tidak lama. Berikutnya sudah banyak pepohonan bakau yang tampak menghiasi habitat sang naga purba ini. Sesampainya di posko, kami lapor diri ke petugas sambil menunggu pemandu (rangers) datang. Pemandu inilah yang nantinya akan menemani trekking sekaligus mengamankan kami dari kawanan komodo yang buas. Pemandu juga membawa kayu dengan panjang sekitar dua meter yang memiliki ujung menyerupai huruf Y dan digunakan untuk menghalau komodo yang mendekat.

rinca 09

Kami berpapasan dengan para bule yang mengunjungi pulau ini. Di dekat kantor, kami melihat seekor anak komodo yang lincah, berjalan kemudian memanjat pohon. Lidahnya menjulur-julur keluar. Saya merasa terpukau dan mendekat untuk memotret anak komodo yang lucu itu. Tak disangka, si anak komodo berbalik dan berjalan menuju arah saya! Saya merasa takut dan segera naik ke kantor posko. Di dalam posko, seorang petugas tertawa mendengar cerita saya dan memperingatkan saya supaya menjaga jarak 3-4 meter dari si naga purba yang sangat peka terhadap bau darah itu. Jika merasa terusik, komodo bisa menyerang dengan tiba-tiba.

Rangers berkata bahwa komodo aktif berjalan-jalan pada pukul 09.00-11.00 pagi dan 15.00-17.00 sore. Kami ditawari dua pilihan trekking, yaitu short dan long track . Mengingat waktu yang sudah beranjak siang, kami memilih short track. Melewati jalur trekking, kami disuguhi pemandangan perbukitan dan hutan yang indah. Semuanya tampak alami. Teriknya matahari dan cerahnya langit menghiasi perjalanan trekking. Selain itu, ada juga kerbau liar yang sedang berkubang. Kata rangers, seekor komodo biasa memangsa kerbau dan rusa. Kami dilarang berisik saat berjumpa dengan komodo di alam bebas. Apalagi komodo ini sadar kamera juga ternyata. Seekor komodo langsung mengangkat kepalanya saat seorang teman memotretnya dengan kamera.
rinca 07

Perjalanan trekking pendek yang memakan waktu sekitar satu jam diakhiri dengan melewati dapur yang berupa rumah panggung. Di situ, terlihat delapan ekor komodo sedang bermalas-malasan. Ranger mengatakan bahwa komodo-komodo itu suka berdiam di dekat dapur karena sering diberi makan. Selain itu, bau amis yang sering muncul dari dapur membuat mereka betah berada di sekitar dapur. Tidak mau kehilangan momen, saya mengabadikan para komodo itu dengan kamera digital. Ah, andai saja tidak berbahaya, rasanya ingin memeluk hewan berukuran 2-3 meter yang memiliki berat 90-100 kilogram itu. Berbahaya? Ya. Selain dikenal dengan sebutan hewan pemangsa, rupanya air liur yang menetes dari sari lidah sang naga purba ini mengandung 60 bakteri yang mematikan. Pemandu kami bercerita, pernah suatu hari ada seorang pemandu yang terkena air liur komodo saat melindungi wisatawan yang sedang trekking. Pemandu tersebut segera dilarikan ke Denpasar untuk mendapat pengobatan sebelum berakibat fatal.
Saya beristirahat sejenak di restoran yang disediakan di pulau Rinca sambil ngobrol-ngobrol dengan teman-teman satu rombongan dan guide kami. Ups, kalau mau makan dan minum di restoran, bayar sendiri ya. Di restoran ini juga dijual cinderamata, tetapi saya memilih untuk membeli cinderamata di dekat penginapan kami saja.

Sekitar pukul 13.30 WITA, kami kembali menuju kapal motor untuk menyantap makan siang yang disediakan oleh pihak kapal. Hmmm... perut saya yang lapar pun terobati dengan menyantap menu makan siang berupa ikan bakar. Kami meninggalkan pulau Rinca dan para komodo. Perjalanan pun berlanjut ke pulau kecil bernama Pulau Kelor dan Pulau Bidadari dengan pantai pasir putihnya yang cantik. Saya tidak memiliki keinginan untuk tidur meskipun perut sudah kenyang dan badan terasa agak lelah. Sebab, hamparan pemandangan laut yang indah sungguh sayang untuk dilewatkan! Kunjungan ke Pulau Kelor dan Pulau Bidadari adalah bonus seusai mengunjungi taman nasional komodo.

Waktu beranjak semakin sore. Kamipun melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Labuan Bajo. Dari atas kapal saya menikmati suasana senja dan sunset. Perjalanan saya ini membuat saya semakin kagum akan keanekaragaman wisata alam di Indonesia. Apalagi kini pemerintah sudah memperhatikan Taman Nasional Komodo untuk melestarikan komodo yang merupakan satwa langka. Saya merasa beruntung bisa berwisata ke rumah ora (sebutan untuk komodo dalam bahasa daerah). Taman Nasional Komodo memang pantas dijadikan salah satu keajaiban dunia. Maju terus Taman Nasional Komodo! Maju terus pariwisata Indonesia!


Kalau mau memakai fotonya untuk keperluan lain, jangan lupa sertakan sumbernya yaitu link url artikel blog ini.

buat saya semakin kagum akan keanekaragaman wisata alam di Indonesia. Apalagi kini pemerintah sudah memperhatikan Taman Nasional Komodo untuk melestarikan komodo yang merupakan satwa langka. Saya merasa beruntung bisa berwisata ke rumah ora (sebutan untuk komodo dalam bahasa daerah). Taman Nasional Komodo memang pantas dijadikan salah satu keajaiban dunia. Maju terus Taman Nasional Komodo! Maju terus pariwisata Indonesia! - See more at: http://the-travelist.com/index.php/pulau-rinca#sthash.cReL9c8U.dpuf
Dari Labuan Bajo, kami bersiap untuk menuju taman nasional komodo dan menyewa kapal motor sebagai sarana transportasi menuju rumah komodo. Seperti info yang saya ketahui, salah satu satwa raksasa yang unik dan langka adalah komodo (Varanus komodoensis). Para wisatawan asing menyebut komodo dengan istilah dragon. Komodo hanya dapat dijumpai di Taman Nasional Komodo yang telah ditetapkan sebagai a World Heritage Site oleh UNESCO. Selain Pulau Komodo, pulau lain yang termasuk dalam bagian Taman Nasional Komodo adalah Pulau Rinca - See more at: http://the-travelist.com/index.php/pulau-rinca#sthash.cReL9c8U.dpuf
Nur Fajrina Rakhmawati
Melihat naga purba alias komodo? Ah, sudah sering tuh. Tapi cuma gambarnya doang, atau hanya melihat di layar televisi kan?. Nah, pada ekspedisi kali ini saya dan teman-teman berkesempatan langsung untuk mengunjungi taman nasional komodo.
- See more at: http://the-travelist.com/index.php/pulau-rinca#sthash.cReL9c8U.dpuf
Nur Fajrina Rakhmawati
Melihat naga purba alias komodo? Ah, sudah sering tuh. Tapi cuma gambarnya doang, atau hanya melihat di layar televisi kan?. Nah, pada ekspedisi kali ini saya dan teman-teman berkesempatan langsung untuk mengunjungi taman nasional komodo.
- See more at: http://the-travelist.com/index.php/pulau-rinca#sthash.cReL9c8U.dpuf
Menyambangi Sang Naga Raksasa di Pulau Rinca
Menyambangi Sang Naga Raksasa di Pulau Rinca

21 komentar

  1. Pengen banget jalan-jalan ke sana. Tapi berapa ya ongkos pulang-pergi dari Purwodadi, hehehe...

    BalasHapus
  2. Ah jadi pengin ke sana juga. Jangan jalan2 sendiri sih yg paling penting, ntar tinggal nama doang di sana :))
    Komodo katanya kalo lari laju ya? Liat dia lari gak di sana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo anak komodo larinya kenceng, iya sih aku aku liat.

      Hapus
  3. wah keren artikelnya bisa masuk majalah gitu kak. apalagi kalo jalan2nya juga gratis. kerennya 2 kali hahay..
    maju terus pariwisata indonesia !

    BalasHapus
  4. Asik nih Pulau Komodo, apa lagi kalau gratis hehe. Bagus tulisannya, sampai dimuat di majalah online gitu..

    Btw, Komodo yang sadar kamera itu pas dipoto pake monyong-monyongin bibir nggak? haha

    BalasHapus
  5. kereeeeeeeeennn mbak Inaa..aku paling suka sama air berkilah kilah dengan background gunung kayak begituu..asri dan indyaaahhhh biniiittttt :D ahh, walo lama tapi nggak kadaluwarsa kalo jalan jalan mah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya gak kadaluarsa meskipun gak ada bahan pengawetnya hehe

      Hapus
  6. Wah.....tulisan ini pernah di masuk e-Magz (y)

    Pengen juga ngerasaain bisa ketemu langsung ama tu komodo2... kalo emang bisa .. gue bakal minta foto bareng ama dia :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. foto bareng? hoho boleeh. sekalian minta tanda tangannya juga boleeh
      #ups

      Hapus
  7. Aduhh....baru aku yahh yg blogwalking kesini..hadohh.. tu orang pada kemana yakk

    wah seru nih jalan2nya anak backpeker.. yah.. jalan2 ke Sulawesi Selatan, disini ada Tana Toraja, dan Taman Kars Seru loh :)

    BalasHapus
  8. Beeeeuhh. Liat komodo asli sedeket itu? Gilaak. Gue belom pernah kak. Selama ini sih cuma liat di tipi tipi doang. Minimalnya di koran ato majalan gitu. Dan kalo ketemu nyata, gue bakal sering berkilah "BEEEUUUH"

    Liat fotonya yang komodo males-malesan gitu rasanya wow banget deh. Kayak gak takut ye kakak di kejer sama komodonya.

    Ikutan kayak gitu bayar berapa ya kak?

    BalasHapus
  9. Wuih, asik ya. Pemandangannya indah banget lagi! Tapi Lia takut sama komodonya >,<

    BalasHapus
  10. keren...salam kenal dari OpensTrip

    BalasHapus
  11. Jadi pingin lihat komodo secara langsung nie, gak hanya lewat layar televisi saja. Taman nasional komodo ini sudah seharusnya dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu wisata kebanggan Indonesia

    BalasHapus

hay. feel free to say anything, except SPAM :-D . i don't want to miss any comment and i will approve your comment here.

If anyone feel that I have"something wrong" in this article, please let me know immediately and i will repair it.