Ragam Karakteristik Siswa





 Tahun Pelajaran 2017/2018 sudah berjalan selama 2 bulan.  Tahun pelajaran baru ini ada perbedaan dengan tahun sebelumnya, yaitu dengan penerapan sistem zonasi dalam penyaringan siswa. Intinya, siswa yang berjarak rumah dekat ke sekolah diuntungkan karena bisa masuk sekolah negeri tersebut, berapapun NEM nya.  Pembobotan dititikberatkan pada jauh dekat jarak rumah.


Dengan adanya sistem zonasi, beberapa adaptasi dilakukan oleh guru. Misalnya, menghadapi karakter siswa yang jauh lebih kompleks dibandingin tahun-tahun sebelumnya. Dulunya SMP tempatku ngajar ini sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) dan termasuk sekolah negeri terfavorit di kabupaten ini.
Karena zonasi udah jadi aturan Kemdikbud, mau ngga mau harus diterima. Tetap semangat dalam bekerja sekaligus beribadah. ^^

Bicara tentang karakteristik siswa, aku mau sharing pengalamanku yang belum lama menjadi guru. Aku juga sering diskusi (ngobrol) sama rekan seprofesi yang beda sekolah. Hmmm…siswa itu bermacam-macam karakteristiknya! Memang sih ada faktor kedaerahan yang membumbui kebiasaan bahasa dan pergaulan mereka. But In my humble opinion, ada 2 hal utama yang sangat mempengaruhi karakter dan watak siswa:
1.Pola asuh orang tua dan pembiasaan di rumah.
2.Lingkungan sepermainan di sekitar rumahnya.

Sifat siswa ngga bisa digeneralisir dari daerahnya. Misalnya : Siswa di Surabaya semuanya pekerja keras. Siswa di YYYY semuanya suka nongkrong.  Siswa di XXXX malas belajar. Di setiap daerah pasti ada siswa yang karakteristiknya bagus dan ada juga yang belum bagus.

Pola asuh orang tua itu mempengaruhi karakteristik siswa.  Cerminannya bisa terlihat dalam sikap dan perilakunya sehari-hari. Semua anak didikku nggak aku beda-bedakan dan nggak pilih kasih. Aku memang mengamati pola asuh beberapa siswa sebagai tambahan ilmu agar bisa memahami karakteristik anak terkait IQ (kecerdasan intelektual), kematangan emosi (EQ), daya juang (AQ), dan spiritual (SQ)  nya.

Poin kedua, lingkungan sepermainan di sekitar rumah. Di daerahku misalnya, siswa itu tinggal di lingkungan yang berbeda-beda meskipun tetap  pada satu nama kecamatan yang sama. Meskipun pada akhirnya yang bisa menolong anak dari pergaulan tidak sehat adalah proteksi dari dirinya sendiri.

Alhamdulillah. Anak-anak muridku menjadi ladang inspirasi bagiku. 

1 komentar

  1. alhamdulillah kalau maish ada guru yang berusaha memahami karakteristik setiap murid :)

    BalasHapus

hay. feel free to say anything, except SPAM :-D . i don't want to miss any comment and i will approve your comment here.

If anyone feel that I have"something wrong" in this article, please let me know immediately and i will repair it.