“Ini bagian otak besar, dan ini otak kecil. Ini lambungnya, kemudian tulang punggung, tulang paha…dan ruas jari tangan dan kaki. Wajahnya mirip ibunya nih. Beratnya di kisaran 400 gram, usia 21 minggu. Semuanya optimal.” Penjelasan dr.Yuditya, Sp.OG-KFM,PHd detail dan cukup panjang.
Weeew it’s amazing! Dia mirip aku? Ah tapi muka debay nantinya juga bisa berubah :-D
Dari layar monitor USG, tampak organ tubuh janin. Ahhhh rasanya ingin saat itu juga kalo bisa udah kuelus dia  :*
“Mau tau jenis kelaminnya nggak?”
Wah jelas mau donk! Dan ternyata….


 Sekitar seminggu lalu, usia janin aku 19 minggu cuy. Aku ngerasa detak jantung aku pindah ke perut.  Sebelom tidur aku ngerasain jelas banget perutku kayak digelitikin dari dalem. Aha! This is your real first kick my baby! Aduh calon anaknya Pak Ajib Haryanto…tangan kamu apa kaki kamu yach itu yang nendang? Hahaha. Lagi apa ya calon baby kami gerak-gerakkk gitu. Kalo aku baca-baca di literatur siiih efek kupu-kupu di dalem perut itu berasa mendekati 20 minggu usia kehamilan untuk kehamilan pertama. Kalo si ibu kurus biasanya terasa masuk 4 bulanan, atau ibu yang udah pernah ngelairin karena lebih peka ama gerakan halus itu. Hihihi soalnya pas sekitar 4 bulan tu ada kedutan alus di perutku. Tapi jarang banget. Kalo sekarang sih hampir tiap hari ada yang ngegelitikin perut.



“Sesungguhnya setiap orang di antaramu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi segumpal darah, (empat puluh hari kemudian), kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula (40 hari berikutnya). Kemudian diutuslah kepadanya malaikat, lalu meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan atasnya menuliskan empat hal; ketentuan rejekinya, ketentuan ajalnya, ketentuan amalnya, dan ketentuan celaka atau bahagianya …” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada Bulan April lalu, janinku berusia 4 bulan. Masa di mana ruhnya telah ditiupkan, serta digariskan takdirnya. Rangkaian doa aku rapal untuk kebaikan ia di masa depannya. Kami nggak bisa jadi orang tua yang sempurna. Namun, kami bisa mengusahakan yang terbaik. Sementara di rumah Cilacap, orang tuaku juga mengadakan pengajian kecil buat mendoakan keselamatan janinku. Seremoni sederhana, hanya mengundang tetangga kiri-kanan dan pondok pesantren anak yatim piatu.