Membaca sebuah artikel di kompas yang membahas tentang wisata kuliner sate klathak http://bit.ly/azi2Hc , saya jadi teringat saat kuliner makan sate klathak bersama teman-teman. Tepatnya  di daerah Pleret kabupaten Bantul, saat itu kami kuliner pada 23 Juli 2010.
Ciri khas lain dari sate ini selain dari bumbu dan cara pengolahannya , yaitu penyajiannya yang menggunakan tusuk sate dari jeruji sepeda. Cukup unik memang . Setiap porsi terdiri dari dua tusuk sate , nasi beserta minuman teh/jeruk. Kami mengeluarkan kocek yang cukup terjangkau untuk kalangan mahasiswa . Berempat cukup 50 ribu. Sate Klathak tidak berbeda jauh dengan sate kambing biasa , tapi nggak ada salahnya nih kalau para pecinta kuliner mencoba sate klathak :-p
Menurut penjualnya , sate ini dibuat hanya dengan bumbu garam tanpa ada bumbu-bumbu lainnya.Sate klathak menyajikan rasa daging kambing yang alami atau murni rasa daging karena hanya ditaburi garam sebagai penyedap rasa.  Sedangkan dari penyajiannya, sate klathak dihidangkan dengan nasi hangat serta kuah gulai kambing rasa pedas merica dan bumbu pedas sambal kecap.
Belum lama ini saya diundang untuk menghadiri seminar&workshop LVE di LemLit UNY. Tepatnya pada 29-30 Mei 2010 bertempat di Lembaga Penelitian UNY. Sebenarnya seminar dimulai jam 08.30 WIB , tetapi karena ada kesibukan lain maka saya baru bisa hadir pada pukul 11.00 WIB. Sebagai tamu undangan, tentu saja saya free tiket.
Secara keseluruhan , seminar Pengembangan Profesional dan Workshop yang menghadirkan pembicara Mr.Christ Drake ini bermuatan nilai-nilai pendidikan . Intinya mengenai penerapan nilai-nilai luhur dalam keseharian di sekolah , tentunya ditujukan bagi pendidik dan calon pendidik. Nilai-nilai yang dimaksud contohnya penghargaan , tanggung jawab , integritas , kedamaian , dll.


Pada hari pertama , kegiatan yang unik menurut saya adalah berlatih membuat kue dunia dari kertas. Jadi , peserta dibagi menjadi 5 kelompok . Kemudian , tiap kelompok diberi alat tulis , lem , spidol , ketas asturo warna-warni , kertas warna, folio aneka warna. Trus? Membuat kue dari bahan-bahan tersebut . Bahan-bahan diibaratkan sifat-sifat manusia yang diperlukan sebagai ‘adonan’ untuk menciptakan kedamaian dunia . Singkatnya , membentuk kue kertas! Seetelah itu , tiap kelompok diminta untuk presentasi. Kelompok saya membuat “Kue Inspirasi Dunia” yang bahan-bahannya antara lain ada kopi kebahagiaan , mangkuk kerjasama, sendok kebersamaan, taburan kasih sayang, dll.





Sedangkan hari kedua , trainer kembali membagi peserta menjadi lima kelompok dan setiap kelompok bermain drama sesuai jalan cerita yang telah dibagikan . Kelompok saya memainkan naskah bertema kerajaan . Kami membuat mahkota raja , pot bunga , bunga , terompet , dll sebagai piranti dan uniknya berasal dari kertas folio dan asturo aneka warna!
Tentu dong , seminar dan workshop ini sangat berguna bagi pendidik maupun calon pendidik karena... hmmm, bener-bener menambah inspirasi . Dalam acara ini , trainer nggak sekedar ngasih ilmu teori aja , tetapi mencoba berlatih untuk mengaplikasikannya . Nggak nyesel deh meluangkan waktu untuk ikut acara ini, meskipun pulangnya sore ! ^_^