polusi udara merajalela ( sumber )
Seiring berjalannya waktu, terdapat banyak perbaharuan di berbagai bidang yang sering berimbas pada kelestarian alam. Meningkatnya polusi udara hingga gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global yang juga meningkat.

Tingkat emisi global pada tahun 2012 telah mencapai 35,6 milyar ton. Data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyebutkan bahwa tingkat emisi karbondioksida periode 2012-2013 telah mencapai kenaikan terbesar selama pencatatan global sejak 30 tahun yang lalu (data dikutip dari http://m.voaindonesia.com/a/pbb-konsentrasi-gas-rumah-kaca-pecahkan-rekor-tahun-lalu/2443457.html ). Karena sebagian besar emisi karbondioksida diserap oleh lautan, hal ini tentunya bisa menimbulkan dampak terjadinya pengasaman laut. 


SMAN 1 Bantul,  yang berlokasi di Kab.Bantul, DIY, adalah sebuah sekolah yang inspiratif bagi saya. Sekolah ini adalah sekolah tempat saya menjalani praktik pengalaman lapangan (PPL) alias praktik mengajar saat saya masih menjadi mahasiswa. Saat itu saya semester 6, tahun 2010. SMAN 1 Bantul menyandang status Rinstisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Ada banyak poin yang membuat saya kagum pada sekolah negeri favorit ini, yaitu:


Jalan-jalan tidak selalu mengakibatkan ‘kerusakan dompet’ sampai ratusan ribu rupiah. Semasa masih jadi anak kuliahan, saya dan sahabat saya, Prita, nge-gembel di Solo dengan modal 45 ribu per-orang. Eit, bukan gembel dalam arti yang sebenarnya yach. Padahal berangkatnya dari Jogja naik kereta prameks, nyampe di Solo juga muter-muternya mengandalkan becak dan angkot. Nggak ada istilah belanja-belanja batik. Yang penting muter-muter mall, pasar, obyek-obyek wisata dan makan. Yes, dugem (maksudnya: duduk kayak gembel) is very fun! Bagi kami, jalan-jalan itu seperti ‘melihat dunia’.

Minggu lalu saya ke salon. Antrinya lumayan panjang, nggak sepanjang antri BBM sich. Cewek-cewek yang antri terlihat duduk dan sibuk berkutat dengan gadgetnya. Kalo saya sih lebih suka baca-baca majalah yang disediain di sana. Saya ambil sebuah Majalah Kartini, karena emang demen sama isi majalah ini. Nggak sengaja saya menemukan tulisan saya nampang secuil di rubrik “ADUHAI”. Isinya tentang tips perawatan rambut dengan seledri. Hihihi....ini diaaa majalahnya.
 Saya bertanya-tanya dalam hati, “Eh kapan aku kirim beginian yak? Kok lupa....”
Saya potret aja tuh pake camdig. Walaupun udah nggak demen lagi narsis dan selfie, tapi camdig hampir selalu tersedia di dalam tas.



kiriman voucher MAP dari BBLOG Id
Belum lama ini, PT Bina Blog (BBLOG Indonesia) ngadain kontes artikel kuliner dan jalan-jalan. Kerjasama sama beberapa sponsor. Terus aku iseng-iseng ikutan dech! Eh ternyata postingan Jalan-jalan Edisi: Wisata Volcano Tour Merapi bikin aku jadi salah satu pemenang hiburan. Aku dapat hadiah voucher MAP senilai Rp.100.000 yang dikirim ke alamat rumah di Cilacap. Yeay! Thanks BBLOG! :*




Jika di perkotaan besar seperti Jakarta dan sekitarnya sekolah modern menjamur (dengan biaya masuk 15-75 juta, kelas ber-AC dsb), maka yang terjadi adalah sebaliknya di daerah tertinggal.  Aku pernah mengikuti sebuah program dari Kemendikbud dan menjadi guru kontrak pusat selama satu tahun. Saat itu, aku mendapatkan penempatan di SMA Napen, di Kabupaten Ende, NTT. Bangunan sekolah memang sudah terbuat dari batu bata. Namun, semua fasilitas minim dan sangat terbatas. Jumlah siswanya sekitar 200 orang meliputi kelas X, XI, dan XII. Mayoritas beragama Katholik, tetapi toleransi di sekolah ini sangat tinggi. Nggak ada diskriminasi walaupun siswi yang beragama Islam mengenakan jilbab saat di sekolah.
Ada 4 resep masakan yang aku kirim dan dimuat di Koran Harian Kedaulatan Rakyat (edisi 6 September 2014, halaman 13) rubrik “Jelajah Kuliner”. Proses pemuatannya juga cepat. Hanya saja, tetap melalui uji coba dan proses seleksi oleh tim Dapur KR. Redaksi nggak memberitahukan, tiba-tiba nongol aja di koran versi cetak dan e-paper. Seneng deh aku bisa mendapati karya sendiri dimuat di media massa. Soalnya, aku kadang nggak tau kalau kirimanku ada yang dimuat di suatu media cetak :-(



Udah lama saya pengen main ke Purwokerto, sebuah kota di Kabupaten Jawa Tengah. Kalo pepatah bilang, pucuk dicinta ulampun tiba! Kemarin Ambalika ada urusan yang harus dikerjakan di Purwokerto. Yupz, dia ngajakin saya donk. Kami naik motor dari Cilacap jam 10 dan menempuh perjalanan 1,5 jam. Soalnya ada beberapa ruas jalan yang lagi diperbaiki. Nggak Cuma hati dan iman yach yang perlu diperbaiki, tuh jalanan juga :-D #eh