Untuk seseorang yang masih aku tunggu
kedatangannya,
Pasti ada alasan, kenapa Allah masih
merahasiakan namamu pagi,siang,malam hingga saat ini
Menunggu hadirmu bersanding denganku, bukan
hal yang menyebalkan.
Dalam penantianku, aku bisa sering
membicarakanmu dengan Tuhan.
Tak jemu aku merayu-Nya agar aku bisa melihat
jelas sosokmu
Saat nanti kau genggam tangan ayahku untuk
mengijabku.
.
Kamu nggak perlu tau, apa yang sering
kuperbincangkan dengan Tuhan tentangmu
Yang kamu perlu tau,
Bahwa aku senantiasa mendoakanmu,
Agar Tuhan melindungimu selalu dan cahaya-Nya
menjadi penerang jalanmu
Dan menaungi wajahmu, selalu.
.
Nanti, nanti saat kau sudah ditakdirkan Tuhan
menjadi “cahaya mentari pagiku”
Kubiarkan kau melelehkan hatiku, sesukamu.
Karena jika kita sudah dipersatukan......
Akan kupindahkan baktiku dari ayahku kepadamu
ayah dari anak-anakku kelak.
Saat itulah segala kepatuhanku kepada manusia
yang utama akan beralih padamu.
Seperti pesan ayahku, bahwa kunci surgaku ada
dalam keridhoanmu.
.
Untuk itu.....
Biarlah sekarang aku memantaskan diri sambil
menunggu hadirmu.
Agar tiba pada saatnya,
aku
bisa menjadi rumah ternyaman untukmu dan anak-anak kita.
.
.
.
.
Cibinong, 8 Oktober 2016