[ ENDE #5 ] : Hari-hari Terakhir di Ende

Jadwal kepulangan sudah pasti. Tinggal menghitung hari, kakiku akan melangkah pergi dari lokasi penugasanku selama setahun ini. Walaupun tugas yang kulakukan masih banyak kekurangan di sana-sini, paling tidak aku sudah berusaha menyelesaikannya dengan baik.
Banyak murid meneteskan air mata menjelang kepergianku dari sekolah mereka. Aku terharu juga sih.
Ada rasa berat, tapi ada juga rasa senang karena aku telah mencapai keinginanku untuk melihat wajah pendidikan di Indonesia Timur. Alhamdulilah, Allah memberiku kesempatan mewujudkan khayalanku. Dulu kan, aku pengen banget ikutan IM. Namun, program ini lebih cocok buat aku..karena mentalku nggak sekuat mental-mental pengajar muda-nya IM. Hahaha....

Oya, guru kontrak pusat penggantiku dan usnu ada 2 orang yang penempatannya di sekolah ini. Cewek semua, namanya Ika dan Novi, angkatan kuliah 2007 juga. Mereka guru geografi dan kimia. Hmm...semangat ya kawan! Kalian mampu lebih baik dari aku dan usnu.
Aku bisa tersenyum saat mengingat hal-hal nggak enak yang aku alami. Misalnya tempat tinggalku yang berpindah-pindah. Sempat di mess guru selama seminggu, kemudian pindah karena nggak kebagian kamar. Pertama aku pindah di rumah penduduk di dekat sekolah. Ngasih bayaran, tentunya. Selama 5 bulan di situ, karena banyak hal aku harus pindah. Nah, di kos kedua aku sekamar bareng Mbak Feri (ngajarnya di kecamatan yang sama, tapi beda SMA). Mas Bangkit (satu sekolah dengan Mbak Feri) juga tinggal di rumah ini. Pada intinya sih sama : masalah itu akan kamu temukan di manapun kamu berada. Nah, sekarang tinggal problem solvingnya aja gimana. Hehehe...
Ada juga saat-saat aku sakit: sakit hati dan sakit fisik . Hahaha, gayaaaa!!!
Sakit malaria-thypus yang mengharuskan aku bedrest 10 hari. Untungnya nggak opnam di RS sih. Aku pulang ke kota Ende, ke rumah mama-bapa asuhku dan menginap disana selama seminggu. Aku masih bersyukur. Julia dan Teh Erma sampe bilang: "Kamu tu..sakit kok tetep ceria..tetep bisa ketawa..bercanda..kayak orang sehat aja..."
 Temanku, Mas Parno lebih parah lagi, selama di Ende kena demam berdarah 2 kali plus malaria sekali. Padahal dia dapat penempatan di kota.

Aku mengingat semua dalam pikiran dengan senyuman.
Sambil merapikan barang, aku membungkus semuanya.
Semangat.
Ujian.
Cerita.
Aku tersenyum. Rasanya nggak percaya saat aku mengingat 11 bulan di Flores.
Ternyata, aku bisa melalui semuanya....dengan baik-baik saja...
aku dan murid-muridku

aku dan usnu dapat kenang-kenangan dari sekolah

perpisahan dengan guru di sekolah

nggak aku lewati lagi :)

murid

Kamar kos-ku yang kedua di nangapanda

truk kayu yang dimodifikasi untuk angkut penumpang

alat parutan kelapa khas Flores. Aku udah lancar pake ini lho :-D

Tidak ada komentar

hay. feel free to say anything, except SPAM :-D . i don't want to miss any comment and i will approve your comment here.

If anyone feel that I have"something wrong" in this article, please let me know immediately and i will repair it.